tugas komputer 2

1       BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

 

Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah yang terbentang di sekitarnya. Ini menyebabkan keanekaragaman suku, adat istiadat dan kebudayaan dari setiap suku di setiap wilayahnya. Hal ini sungguh sangat menakjubakan karena biarpun Indonesia memiliki banyak wilayah, yang berbeda suku bangsanya, tetapi kita semua dapat hidup rukun satu sama lainnya.

Namun, sungguh sangat disayangkan apabila para generasi penerus bangsa tidak mengtehaui tentang kebudayaan dari setiap suku yang ada. Kebanyakan dari mereka hanya mengetahui dan cukup mengerti tentang kebudayaan dari salah satu suku yang ada di Indonesia, itu juga karena pembahasan yang sering dibahas selalu mengambil contoh dari suku yang itu-itu saja.

Jambi adalah salah satu suku di Indonesia yang terletak di kepulauan Sumatra. Banyak yang tidak mengetahui bahwa Jambi juga mempunyai banyak hal-hal menarik yang dapat dijadikan ”berita utama”, tetapi amat disayangkan bahwa yang sering sekali di ekplorasi adalah wilayah-wilayah tetangganya; seperti Sumatra Barat (Padang) dan Sumatra Utara (Batak). Untuk itu, kami disini ingin menyajikan liputan yang tidak kalah menarik, yang berasal dari suku Jambi.

1.2       Identifikasi Masalah

 

Melihat semua hal yang melatarbelakangi Kebudayaan Jambi maka, kami menarik beberapa masalah dengan berdasarkan kepada :

1.2.1         Kurangya perhatian dari masyarakat kebanyakan pada kebudayaan Jambi. Sehingga kurangya pengetahuan masyarakat tentang Suku Jambi.

1.2.2         Tidak meratanya bahan pembelajaran tentang suku Jambi yang dijadikan contoh oleh para pengajar.

1.3       Pembatasan Masalah

 

Karena cangkupan kebudayaan yang begitu luas dan meliputi berbagai aspek kehidupan, maka kami hanya membataskan penelitian hanya dari segi Tujuh Unsur Kebudayaan dan Etos Kebudayaan dari Suku Jambi. Serta perkembangnnya sampai dengan sekarag ini.

Atas dasar penentuan latar belakang dan identiikasi masalah diatas, maka kami dapat mengambil perumusan masalah sebagai berikut:

”Bagaimana Etos dan Unsur Kebudayaan Jambi serta Perkembangannya sekarang ini?”

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai informasi bagi masyarakat Indonesia termasuk didalamnya adalah pengajar dan pelajar agar lebih memahami tentang Etos, Fokus dan Unsur Kebudayaan Suku Jambi di Indonesia.

Penelitian ini dilakukan untuk dapat memenuhi tujuan-tujuan yang dapat bermanfaat bagi para remaja dalam pemahaman tentang Etos, Fokus dan Unsur Kebudayaan Suku Jambi di Indonesia. Secara terperinci tujuan dari penelitian ini adalah:

1.3.1.1       1. Mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan masyarakat tentang kebudayaan Jambi

1.3.1.2       2. Mengetahui sampai sejauh mana perkembangan kebudayaan Jambi.

 

Untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan, penulis mempergunakan metode observasi atau teknik pengamatan langsung, teknik wawancara, dan teknik studi kepustakaan atau studi pustaka. Tidak hanya itu, kami juga mencari bahan dan sumber-sumber dari media masa elektronik yang berjangkauan internasional yaitu, Internet.

Penelitian ini dilakukan berangkat dari keyakinan penulis setelah cukup melakukan pengenalan secara meluas terhadap masalah yang diangkat. Adapun keyakinan atau hipotesis tersebut adalah “Kurangya pemahaman masyarakat terhadan suku-suku di Indonesia yang sering luput dari perhatian mereka” Hal ini, menjadi salah satu faktor yang paling dominan untuk dapat dikatakan sebagai “penyebab”. Penelitian ini dilakukan di Jakarta dalam jangka waktu satu bulan. Dimulai dari pengumpulan data, kegiatan lapangan hingga penulisan hasil akhir penelitian.

2         BAB II
KAJIAN PUSTAKA

 

2.1       Tinjauan Tentang Tradisi

 

Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah yang terbentang di sekitarnya. Ini menyebabkan keanekaragaman suku, adat istiadat dan kebudayaan dari setiap suku di setiap wilayahnya. Hal ini sungguh sangat menakjubakan karena biarpun Indonesia memiliki banyak wilayah, yang berbeda suku bangsanya, tetapi kita semua dapat hidup rukun satu sama lainnya.

Namun, sungguh sangat disayangkan apabila para generasi penerus bangsa tidak mengtehaui tentang kebudayaan dari setiap suku yang ada. Kebanyakan dari mereka hanya mengetahui dan cukup mengerti tentang kebudayaan dari salah satu suku yang ada di Indonesia, itu juga karena pembahasan yang sering dibahas selalu mengambil contoh dari suku yang itu-itu saja.

Jambi adalah salah satu suku di Indonesia yang terletak di kepulauan Sumatra. Banyak yang tidak mengetahui bahwa Jambi juga mempunyai banyak hal-hal menarik yang dapat dijadikan ”berita utama”, tetapi amat disayangkan bahwa yang sering sekali di ekplorasi adalah wilayah-wilayah tetangganya; seperti Sumatra Barat (Padang) dan Sumatra Utara (Batak). Untuk itu, kami disini ingin menyajikan liputan yang tidak kalah menarik, yang berasal dari suku Jambi.

2.2       Identifikasi Masalah

 

Melihat semua hal yang melatarbelakangi Kebudayaan Jambi maka, kami menarik beberapa masalah dengan berdasarkan kepada :

Kurangya perhatian dari masyarakat kebanyakan pada kebudayaan Jambi. Sehingga kurangya pengetahuan masyarakat tentang Suku Jambi.

Tidak meratanya bahan pembelajaran tentang suku Jambi yang dijadikan contoh oleh para pengajar.

2.3       Pembatasan Masalah

 

Karena cangkupan kebudayaan yang begitu luas dan meliputi berbagai aspek kehidupan, maka kami hanya membataskan penelitian hanya dari segi Tujuh Unsur Kebudayaan dan Etos Kebudayaan dari Suku Jambi. Serta perkembangnnya sampai dengan sekarag ini.

Atas dasar penentuan latar belakang dan identiikasi masalah diatas, maka kami dapat mengambil perumusan masalah sebagai berikut:

”Bagaimana Etos dan Unsur Kebudayaan Jambi serta Perkembangannya sekarang ini?”

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai informasi bagi masyarakat Indonesia termasuk didalamnya adalah pengajar dan pelajar agar lebih memahami tentang Etos, Fokus dan Unsur Kebudayaan Suku Jambi di Indonesia.

Penelitian ini dilakukan untuk dapat memenuhi tujuan-tujuan yang dapat bermanfaat bagi para remaja dalam pemahaman tentang Etos, Fokus dan Unsur Kebudayaan Suku Jambi di Indonesia. Secara terperinci tujuan dari penelitian ini adalah:

2.3.1.1       1. Mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan masyarakat tentang kebudayaan Jambi

2.3.1.2       2. Mengetahui sampai sejauh mana perkembangan kebudayaan Jambi.

 

Pada karya ilmiah ini, akan dijelaskan hasil penelitian dimulai dengan bab pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, kegunaan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, hipotesis, waktu dan lokasi penelitian, sampai terahir kepada sistematika penelitian. Dilanjutkan dengan bab ke dua yang berisi tentang kerangka teoritis yang terdiri dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa tokoh ahli.

 

Bab berikutnya, kami membahas secara keseluruhan tentang masalah yang diangkat, yaitu tentang Etos, Fokus dan Kebudayan Suku jambi di Indonesia. Termasuk didalamnya biodata dari para narasumber kami.

Bab keempat merupakan bab penutup dalam karya ilmiah ini. Pada bagian ini, penulis menyimpulkan uraian yang sebelumnya sudah disampaikan, dan memberi saran mengenai apa yang baiknya kita lakukan agar tetap memahami kebudayaan dari setiap suku bangsa di Indonesia.

Pada karya ilmiah ini, akan dijelaskan hasil penelitian dimulai dengan bab pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, kegunaan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, hipotesis, waktu dan lokasi penelitian, sampai terahir kepada sistematika penelitian. Dilanjutkan dengan bab ke dua yang berisi tentang kerangka teoritis yang terdiri dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa tokoh ahli.

Bab berikutnya, kami membahas secara keseluruhan tentang masalah yang diangkat, yaitu tentang Etos, Fokus dan Kebudayan Suku jambi di Indonesia. Termasuk didalamnya biodata dari para narasumber kami.

Bab keempat merupakan bab penutup dalam karya ilmiah ini. Pada bagian ini, penulis menyimpulkan uraian yang sebelumnya sudah disampaikan, dan memberi saran mengenai apa yang baiknya kita lakukan agar tetap memahami kebudayaan dari setiap suku bangsa di Indonesia.

 

 

3         BAB III
METODE PENELITIAN

 

3.1       Pendekatan Penelitian

 

Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah yang terbentang di sekitarnya. Ini menyebabkan keanekaragaman suku, adat istiadat dan kebudayaan dari setiap suku di setiap wilayahnya. Hal ini sungguh sangat menakjubakan karena biarpun Indonesia memiliki banyak wilayah, yang berbeda suku bangsanya, tetapi kita semua dapat hidup rukun satu sama lainnya.

 

Namun, sungguh sangat disayangkan apabila para generasi penerus bangsa tidak mengtehaui tentang kebudayaan dari setiap suku yang ada. Kebanyakan dari mereka hanya mengetahui dan cukup mengerti tentang kebudayaan dari salah satu suku yang ada di Indonesia, itu juga karena pembahasan yang sering dibahas selalu mengambil contoh dari suku yang itu-itu saja.

Jambi adalah salah satu suku di Indonesia yang terletak di kepulauan Sumatra. Banyak yang tidak mengetahui bahwa Jambi juga mempunyai banyak hal-hal menarik yang dapat dijadikan ”berita utama”, tetapi amat disayangkan bahwa yang sering sekali di ekplorasi adalah wilayah-wilayah tetangganya; seperti Sumatra Barat (Padang) dan Sumatra Utara (Batak). Untuk itu, kami disini ingin menyajikan liputan yang tidak kalah menarik, yang berasal dari suku Jambi.

Melihat semua hal yang melatarbelakangi Kebudayaan Jambi maka, kami menarik beberapa masalah dengan berdasarkan kepada :

 

    Kurangya perhatian dari masyarakat kebanyakan pada kebudayaan Jambi. Sehingga kurangya pengetahuan masyarakat tentang Suku Jambi.

    Tidak meratanya bahan pembelajaran tentang suku Jambi yang dijadikan contoh oleh para pengajar.

Karena cangkupan kebudayaan yang begitu luas dan meliputi berbagai aspek kehidupan, maka kami hanya membataskan penelitian hanya dari segi Tujuh Unsur Kebudayaan dan Etos Kebudayaan dari Suku Jambi. Serta perkembangnnya sampai dengan sekarag ini.

Atas dasar penentuan latar belakang dan identiikasi masalah diatas, maka kami dapat mengambil perumusan masalah sebagai berikut:

”Bagaimana Etos dan Unsur Kebudayaan Jambi serta Perkembangannya sekarang ini?”

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai informasi bagi masyarakat Indonesia termasuk didalamnya adalah pengajar dan pelajar agar lebih memahami tentang Etos, Fokus dan Unsur Kebudayaan Suku Jambi di Indonesia.

 

Penelitian ini dilakukan untuk dapat memenuhi tujuan-tujuan yang dapat bermanfaat bagi para remaja dalam pemahaman tentang Etos, Fokus dan Unsur Kebudayaan Suku Jambi di Indonesia. Secara terperinci tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan masyarakat tentang kebudayaan Jambi

2. Mengetahui sampai sejauh mana perkembangan kebudayaan Jambi.

 

3.2       Metode Penulisan

 

Untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan, penulis mempergunakan metode observasi atau teknik pengamatan langsung, teknik wawancara, dan teknik studi kepustakaan atau studi pustaka. Tidak hanya itu, kami juga mencari bahan dan sumber-sumber dari media masa elektronik yang berjangkauan internasional yaitu, Internet.

Penelitian ini dilakukan berangkat dari keyakinan penulis setelah cukup melakukan pengenalan secara meluas terhadap masalah yang diangkat. Adapun keyakinan atau hipotesis tersebut adalah “Kurangya pemahaman masyarakat terhadan suku-suku di Indonesia yang sering luput dari perhatian mereka” Hal ini, menjadi salah satu faktor yang paling dominan untuk dapat dikatakan sebagai “penyebab”.

Penelitian ini dilakukan di Jakarta dalam jangka waktu satu bulan. Dimulai dari pengumpulan data, kegiatan lapangan hingga penulisan hasil akhir penelitian.

Pada karya ilmiah ini, akan dijelaskan hasil penelitian dimulai dengan bab pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, kegunaan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, hipotesis, waktu dan lokasi penelitian, sampai terahir kepada sistematika penelitian. Dilanjutkan dengan bab ke dua yang berisi tentang kerangka teoritis yang terdiri dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa tokoh ahli.

 

Bab berikutnya, kami membahas secara keseluruhan tentang masalah yang diangkat, yaitu tentang Etos, Fokus dan Kebudayan Suku jambi di Indonesia. Termasuk didalamnya biodata dari para narasumber kami.

Bab keempat merupakan bab penutup dalam karya ilmiah ini. Pada bagian ini, penulis menyimpulkan uraian yang sebelumnya sudah disampaikan, dan memberi saran mengenai apa yang baiknya kita lakukan agar tetap memahami kebudayaan dari setiap suku bangsa di Indonesia.

 

 

 

 

4         BAB IV
HASIL DAN  PEMBAHASAN

 

4.1       1. HASIL PENELITIAN

4.1.1       1. 1 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1.1.1            a. Letak Gografis

Desa Tonda merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima. Kecamatan Madapangga ini merupakan salah satu  dari 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Bima yang terdiri dari 8 desa dan  salah satunya adalah  Desa Tonda yang merupakan salah satu desa yang menjadi lokasi  tempat penelitian. Desa Tonda terdiri dari 7 RT dan 3 Dusun yaitu dusun Ntada sigi, dusun Malembo dan dusun Kontu sigi.

 Antara dusun yang satu dengan dusun yang lain                                                      memiliki jarak yang berdekatan dan memiliki sarana fasilitas umum, sarana jalan yang baik yang bisa dilalui alat transportasi seperti Benhur, Ojek dan lain sebagainya. Dengan adanya alat-alat transportasi tersebut interaksi antar penduduk menjadi lancar.

Luas wilayah Desa Tonda adalah 1. 358 Ha, dari luar tersebut di peruntukkan sebagai tanah sawah 232 Ha, bangunan dan pekarangan 32 Ha, tanah kebun 321 Ha, dan hutan negara 773 Ha.

Adapun batas wilayah Desa Tonda adalah sebagai berikut:

– Sebelah Utara                       : Desa Dena

– Sebelah Selatan                     : Desa Mpuri

– Sebelah Timur                       : Sawah-sawah

– Sebelah Barat                        : Kabupaten Dompu

(Profil Desa Tonda: 20050

 

4.1.1.2       b.  Demografi

Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan oleh staf Desa Tonda tahun 2005-2006 jumlah penduduk Desa Tonda secara keseluruhan adalah 1.990 jiwa dengan perincian penduduk berjenis kelamin laki-laki adalah 990 jiwa dan penduduk yang berjenis kelamin perempuan adalah 1000 jiwa. Sedangkan jumlah kepala keluarga adalah 527 KK.

Jika ditinjau dari mata pencaharian penduduk Desa Tonda sebagian besar penduduknya bermata pencaharian petani yang di bagi dalam 3 kelompok yaitu pemilik tanah, penggarap, buruh tani dan peternak. Selain sebagai petani, masyarakat Desa Tonda juga bermata pencaharian sebagai pedagang, tukang kayu, tukang batu, guru, pegawai negeri sipil dan ABRI. Untuk lebih jelasnya tentang mata pencaharian penduduk Desa Tonda dapat dilihat dalam tabel 01 berikut:

 

Tabel 02: Jumlah penduduk Desa Tonda berdasarkan mata pencahariannya:

No

Mata pencaharian

Jumlah

1

Pemilik tanah

266

2

Penggarap

43

3

Buruh tani

24

4

Peternak

203

5

Pedagang

68

6

Industri

10

7

Angkutan

42

8

Buruh kerajinan

11

9

Tukang kayu

16

10

Penggalian

19

11

Pegawai negeri sipil

13

12

ABRI

5

13

Guru

32

14

Pensiun

6

15

Tukang batu

14

 

jumlah

772

Sumber: Profil Desa Tonda 2005- 2006

            Dari tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar penduduk Desa Tonda mengandalkan pendapatan utamanya adalah sebagai petani. Hal ini  didukung oleh kondisi wilayah Desa Tonda yang merupakan daerah persawahan dan didukung dengan banyaknya jumlah masyarakat yang memiliki tanah sendiri sehingga kebanyakan dari masyarakat Desa Tonda bermata pencaharian sebagai petani.  Pendapatan utama penduduk Desa Tonda adalah dari hasil padi pada musim hujan dan kacang kedelai pada musim kemarau.

            Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat di samping kebutuhan lainnya, baik itu pendidikan formal maupaun pendidikan non formal. Demikian juga dengan Desa Tonda telah tersedia lembaga pendidikan yang meskipun belum terlalu  memadai di antaranya satu Taman Kanak-kanak (TK), satu Sekolah Dasar Negeri (SD) dan dua Sekolah Dasar Non Inpres. Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada di daerah ibu kota Kecamatan. Sedangkan mengenai gambaran tingkat pendidikan penduduk Desa Tonda dapat dilihat dalam tabel 02 sebagai berikut:

Tabel 03: Gambaran tingkat pendidikan di Desa Tonda.

No

Pendidikan yang ditempuh

jumlah

1

Tidak pernah sekolah

350

2

Tidak tamat sekolah

273

3

SD

250

4

SMP

110

5

SMA

150

6

D2

20

7

S1

25

 

jumlah

1178

Sumber: Profil Desa Tonda 2005-2006

 

            Berdasarkan tabel di atas dapat memberikan gambaran mengenai pendidikan yang ada di Desa Tonda yang masih belum merata, di mana masih banyak masyarakat desa Tonda yang tidak pernah mengecam pendidikan khususnya para orang tua. Namun bukan berarti hal ini akan menyurutkan niat para orang tua di Desa Tonda untuk menyekolahkan anak mereka hingga perguruan tinggi. Bagi mereka, cukup mereka sendiri yang tidak merasakan pendidikan namun anak-anak mereka harus tetap sekolah.

Pendidikan agama merupakan salah satu kebutuhan rohani yang paling penting untuk dimiliki  oleh setiap orang. Begitupun dengan masyarakat Desa Tonda yang mayoritasnya adalah beragama islam. Keadaan tersebut diimbangi dengan tersedianya sarana untuk beribadah berupa 1 buah Mesjid besar dan 3 buah Mushollah yang berada di masing-masing dusun. Selain sebagai sarana untuk beribadah tempat tersebut juga dijadikan sebagai sarana pendidikan agama.

Sedangkan mengenai sarana kesehatan, masyarakat Desa Tonda memiliki 2 buah posyandu sebagai tempat imunisasi bagi bayi, balita dan anak-anak. Selain posyandu, masyarakat Desa Tonda juga memiliki 1 orang bidang desa sebagai tenaga medis yang akan melayani masyarakat setiap saat. Sedangkan rumah sakit umum berada di ibu kota Kecamatan sehingga masyarakat harus ke ibu kota Kecamatan bila mereka mengalami sakit yang parah, jarak yang ditempuh masyarakat adalah 2 Km dengan menggunakan kendaraan Benhur (delman), Ojek dan Bemo. 

4.1.1.3       c.  Sosial Kebudayaan

   Kehidupan penduduk atau masyarakat Desa Tonda khususnya dalam bidang sosial budaya tidak jauh berbeda dengan budaya Bima pada umumnya, interaksi sosial antara individu yang satu dengan yang lain, sangat terlihat pada acara-acara adat seperti upacara perkawinan dan upacara-upacara keagamaan seperti isra’mi’raj, nujulul Qur’an, khitanan dan lain-lain.

  Interaksi antara individu yang satu dengan yang lain terlihat jelas dalam masyarakat Desa Tonda yaitu kekompakan warga untuk mengadakan acara-acara tersebut baik adat maupun keagamaan. Untuk mengadakan hal-hal di atas maka masyarakat Desa Tonda akan selalu mengadakan musyawarah karena  musyawarah merupakan salah satu sarana untuk memperkokoh hubungan kekeluargaan dalam masyarakat tersebut oleh karena itu setiap ada kegiatan hal pertama yang dilakukan oleh masyarakat Desa Tonda adalah bermusyawarah dengan keluarga.

 

 

 

5         BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

 

1.       Kesimpulan

 

    1. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa upacara kapanca merupakan tradisi dalam masyarakat Bima yang masih terus dilestarikan sampai sekarng. Pelaksanaan upacara kapanca dilakukan sesuai dengan aturan adat yang berlaku dalam masyarakat. Proses upacara kapanca dilakukan pada malam hari sebelum akad nikah, dan tempat pelaksanaannya adalah di rumah pengantin wanita. Orang-orang yang terlibat dalam upacara ini hanya ibu-ibu  karena yang melaksanakan upacara ini hanya pengantin wanita. Sedangkan laki-laki tidak diikut sertakan dalam upacara kapanca karena dianggap melanggar ketetapan adat. Yang menempelkan daun pacar pada telapak tangan calon pengantin wanita adalah ibu-ibu yang berjumlah ganjil yaitu 7 atau 9 orang yang sudah ditentukan terlebih dahulu. Ibu-ibu ini terdiri dari orang tua kedua mempelai dan saudara dekat dari kedua mempelai.

   2. Tujuan utama dari pelaksanaan upacara kapanca dalam masyrakat Bima adalah untuk mendapatkan kebahagiaan bagi kedua pengantin dalam berrumah tangga. Untuk mencapai kebahagian tersebut seorang istri harus taat dan patuh pada suami dan tidak boleh berlaku kasar terhadap suami sehingga tercipta rumah tangga yang harmonis.

3. Makna dari pelaksanaan upacara kapanca dalam adat perkawinan masyarakat Bima adalah untuk memberikan kesadaran bagi pengantin wanita untuk bekerja keras dalam mengurus rumah tangganya karena dalam kehidupan berumah tangga membutuhkan pengorbanan dan tanggung jawab yang besar bagi ke dua pengantin terutama pengantin wanita.

 

5.1       2 . SARAN

 

            Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, maka dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi generasi muda dan masyarakat diharapakan untuk terus melestarikan dan mempertahankan proses upacara kapanca karena upacara kapanca adalah sebuah tradisi bagi masyarakat Tonda pada khususnya.

2. Bagi calon pengantin wanita apa bila sudah berumah tangga diharapkan untuk selalu taat dan setia pada suami dan tidak berlaku kasar pada suami supaya tujuan dari upacara kapanca dapat tercapai dengan baik.

3. Bagi pengantin wanita yang menjadi pelaku utama dalam upacara ini diharapkan dapat bertanggung jawab dan bekerja keras dalam rumah tangganya sesuai dengan makna dari pelaksanaan upacara kapanca yang dilakukan.

 

 

Tinggalkan komentar